Cerita 3 Hari ketika Pertama Masuk Sekolah Menengah Kejuruan

Sebelumnya perkenalkan namaku Wahyudi, 
Tinggal di Tulungagung. 
Sebuah Kabupaten yang berada di pesisir pantai selatan(Samudera Hindia) yang masuk dalam wilayah Profinsi Jawa Timur.

Cerita 3 Hari ketika Pertama Masuk Sekolah Menengah Kejuruan 


   Pagi itu seperti biasa hariku disibukkan dengan kegiatan membantu orang tua membersihkan kandang dan memberi makan ternak. Waktu itu Bapak dan Ibu mempunyai beberapa hewan peliharaan seperti sapi, kambing, ayam dan bebek. Setelah itu aku mulai siap-siap untuk berangkat sekolah. Oia sekolahku berada di pusat Kabupaten Tulungagung. Saat itu hari pertama aku masuk ke sekolah. Iya, akhirnya aku keterima di sekolah yang saat itu masih masuk kategori sebagai salah satu  sekolah favorit. 

   Akhirnya kuputuskan berangkat lebih awal, karna waktu kulihat jam masih menunjuk angka 5. 30. Oh iya dari semenjak SD aku memang jarang sarapan pagi, pernah waktu sarapan tapi selalu sakit perut diwaktu pertengahan jam pelajaran. Dan akhirnya jadi jarang sarapan pagi lagi sampai sekarang. Dan sebelum berangkat kusempatin mengelap dan sedikit melumasi rantai sepedah jadulku (sepedah peniggalan kakak). Tak lupa minta doa sama Bapak dan Ibu sebelum berangkat. 

  Jarak antara rumahku ke sekolah memang cukup jauh, desaku merupakan daerah pinggiran (paling pinggir) sebelum masuk ke wilayah kabupaten lain. Lokasi rumahku pun berada ditepi gunung (gunungnya tidak terlalu tinggi) dan masih banyak rerimbunan pepohonan dan juga didepan rumahku  adalah persawahan. Jadi lengkap sudah rute perjalananku, setiap hari, memberikan kesan dan pengalaman berbeda dari setiap rute yang dilewati.

Sumber : Foto Pribadi


   Waktu tempuh yang biasanya kutempuh sewaktu pendaftaran sekolah sekitar 45 menit tanpa mampir ataupun istirahat. Jadi dengan jam aku berangkat sekarang masih ada jeda lumayan dari jadwal pintu gerbang sekolah ditutup ( 06. 45 ). Jadi aku masih sempat mampir ke rumah temenku, yang kebetulan kenal diwaktu pendaftaran sekolah.

   Kebetulan rumah teman baruku ini masih tetangga desa dan searah jalan kearah sekolahku. Jadi pagi itu selesai mengelap sepeda, kuputuskan mampir kerumah teman baru dan sekalian mengajak berangkat bareng. Kebetulan ada 3 temen yang rumahnya berada di desa tetangga dan juga rumah mereka bertiga ini berdekatan, jadi lumayan ada teman ngobrol dijalan sambil menikmati perjalanan ke sekolah. 

   Yang aku ingat waktu pertama masuk sekolah adalah Masa Orientasi Sekolah (MOS). Dimana gambaran muka tentara paksaan dan tak berbentuk begitu terlihat diantara temen-temen sebayaku dan juga aku. Bagaimana tidak, muka-muka kusam dan kumel habis mengayuh sepeda (waktu itu kebanyakan naik sepeda) dan dengan tampilan cepak/nyaris gundul diminta menggunakan setelan kaos olahraga dengan hiasan muka dari arang dan menggunakan tas dari plastik ang diikat rafia. Kemudian kami(siswa baru)dilatih baris berbaris dan pengenalan sekolah beserta organisasi-organisasi di dalamnya. 

   Pada jam istirahat aku mengajak beberapa teman sekelas yang sudah kukenal untuk membeli makanan di kantin. Di sekolahku ini terdapat beberapa kantin yang menyajikan menu yang sekilas mirip tapi mempunyai keunggulan masing-masing(menurut pendapat anak baru ☺).

   Sekilas mengenai sekolahku, merupakan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri favorit(padahal aku tidak begitu pintar tapi alhamdulillah bisa keterima ☺), mempunyai lokasi yang berada di sekitar pusat kota, fasilitas yang tergolong lengkap dan juga ketertiban yang melegenda(menurut cerita turun temurun dari kakak kelas).

   Lokasi sekolahku ini kebetulan berdekatan dengan sekolah yang didominasi oleh perempuan(SMKK & SMEA kepanjanganya cari di sendiri ya, hehe). Sekolah anak-anak perempuan  itu tepat berada dibelakang gedung kelas 1(satu). Nah di perbatasan sekolahku dan sekolah SMEA & SMKK td kebetulan terdapat gerbang untuk akses guru/siswa sewaktu ada kegiatan besar(Pensi/Lomba dll). 

   Di dalam gerbang sekolah SMEA & SMKK tersebut terdapat kantin yang menurut cerita kakak kelasku makanannya enak, terutama soto ayamnya. Sewaktu mendengar cerita aja aku udah lapar, dalam hati sekaranglah waktu yang tepat untuk mencicipi soto ayam kantin sebelah, sekaligus mencari peruntungan dapat kenalan baru perempuan.

   Tak disangka-sangka ternyata cerita yang dihembuskan kakak kelasku itu benar sekali. Sotonya enak, apalagi ditambah pemandangan samar-samar anak-anak perempuan di sekolah sebelah yang lalu lalang.

   Setelah habis soto satu mangkuk akupun kembali ke lapangan tengah sekolah untuk kegiatan MOS(Masa Orientasi Siswa) selanjutnya.Waktu itu sudah jam 10.30 dan tinggal kegiatan baris-berbaris hingga selesai. 

   Kemudian pada jam 12.30, setelah selesai sholat dhuhur acarapun selesai. Aku dan ketiga temanku memutuskan untuk langsung pulang.Cuaca saat itu sedang terik-teriknya jadi aku mengajak teman-temanku melewati jalur lain yang lebih teduh dan masih banyak pepohonan dipinggiran jalanya. 

   Meskipun sedikit memutar tapi setidaknya tidak membuat kami cepat lelah dan gosong. Sewaktu melewati jembatan gantung aku dan ketiga teman-temanku memutuskan menuntun sepedah, karna jalanya yang kecil dan jembatanya yang agak berayun-ayun jika banyak yang menyeberang.Setelah menyeberang kami melewati lapangan yang disampingnya terdapat penjual bakso yang melegenda(melegenda dikalangan anak-anak sekolah, hehe. 

   Yup, bakso urat dengan porsi kuli, disini kami bukan kuli tapi anak-anak kuli, haha. Sayang waktu itu tidak sempat berkenalan dengan bapak penjualnya. Karna sekarang sudah tidak ada lagi yang berjualan bakso dilokasi itu. Padahal baksonya enak dan dagingnya juga banya, ditambah lagu karna harganya murah meriah. Temenku saja sampai nambahn 2 porsi, karna belum puas katanya kalau cuma satu porsi. 

   Selesai makan bakso kami lanjut meneruskan perjalanan pulang dengan perut kenyang, ditemani angin yang sepoi-sepoi karna alanya berada ditepi sawah dan dipinggiran jalanya masih banyak pohon. Setengah jam kemudian sampailah dirumah ketiga temanku tersebut. Aku sempat ditawarin makan dan istirahat dulu sama salah satu Ibunya temanku(padahal habis makan bakso,hehe). Tapi akhirnya aku memutuskan melanjutkan perjalanan langsung pulang kerumah. 

   Sesampainya dirumah Ibu dan Bapak sedang istirahat siang, akupun langsung mandi dan masuk ke kamar untuk tidur siang sebentar sebelum melanjutkan kegiatanku nanti. 

   Setelah kira-kira satujam akupun dibangunin sama ibuk, diminta membantu mencari rumnput untuk makan kambing dan uga sapi. Akupun ganji baju tempur khasku ketika merumput. Baju tempurku ini bisa dibilang anti gosong, hehe. Kemeja lengan panjang bekas kakakku yang sebenarnya longgar dan kebesaran. Memakai celana training panjang dan memakai sepatu boot karet, dan tak lupa caping lebar khas pak tani.

   Akupun kemudian berangkat kesawah. Salah satu tempat favoritku ketika mencari rumput adalah dikebun jagung. Nah, dibawah kebun jagung biasanya rumput tumbuh subur karna porsi matahari yang tidak langsung mengenainya dan juga ikut mendapat air dan pupuk juga.Akupun langsung menandai spot merumputku (berasa seperti mancing, hehe). Tak lama akupun selesai dan lumayan mendapat rumput banyak (1 karung). 

   Habis itu aku melanjutkan kebiasaanku yang lain yaitu mandi di sungai. Sungainya lumayan jauh dari rumah, sekitar satu setengah kilo dari rumahku. Tapi karna sudah hampir kebiasaan jadi terasa dekat, apalagi banyak bercanda sama teman-teman yang lain. Teman-temanku yang ini yaitu tetangga rumah dan ada yang agak jauh tetapi suka main bareng. 

Bersambung,     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Galery